Berburu tanaman dan hewan piaraan di Flona 2014
Bila Anda pecinta flora fauna punya waktu luang, sempatkan berkunjung ke Flona 2014. Pameran digelar di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, ini merupakan pameran flora dan fauna terbesar di Indonesia. Diadakan setiap tahun untuk memperingati hari jadi kota Jakarta. Tahun ini dibuka sejak 23 Mei dan berakhir 22 Juni.
Flona 2014 diikuti oleh 273 pedagang tanaman dan hewan peliharaan. Peserta tahun ini lebih besar dari tahun sebelumnya. Bahkan pemerintah sebagai penyelenggaranya berani menargetkan 500 ribu pengujung.
Flona 2014 didominasi oleh stan-stan yang menjajakan tanaman hias dan tanaman buah. Stan tanaman hias paling banyak varian produknya mulai dari anggrek, adenium, aglaonema, anthurium hingga bonsai. Tanaman buah masih didominasi mangga, jambu, jambu air, sawo dan jeruk.
Di bagian belakang terdapat arena Anmial Kingdom yang diisi hewan-hewan peliharaan mulai dari reptil, mamalia, unggas hingga ikan hias. Di bagian ini, yang menjadi primadona karena banyak dicari adalah ular jenis ball phyton.
Herbal makin diminati
Tahun ini sepertinya berkah bagi penjual tanaman herbal di flona 2014. Kami melihat stan-stan herbal selalu dipadati pengunjung. Biasanya mereka mencari jenis-jenis tanaman obat untuk ditanam di pekarangan. Beberapa jenis tanaman yang paling dicari diantaranya daun dewa dan jahe merah.
Seorang pengunjung dari Tangerang, Rani, jauh-jauh datang hanya untuk mendapatkan bibit tanaman daun dewa. Ia tertarik karena khasiatnya. “Katanya sih bisa menyembuhkan stroke dan sakit jantung,” ujarnya.
Menurut pengakuan salah satu penyewa stan, setiap malam dia harus mengorder tanaman baru karena kehabisan stok. Tanamannya ia datangkan dari Ciapus, Bogor. Selain daun dewa, tanaman lain yang banyak dicari pengujung adalah sirih merah dan tanaman insulin.
Manisnya ruby longan
Kejutan datang dari stan Trubus, peserta flona 2014 yang paling meriah. Mereka menjual lengkeng merah atau ruby longan dengan harga 5-7 juta rupiah per pohon! Tanaman berukuran sekitar 50 cm itu laris manis. Di hari kedua pameran sudah puluhan tanaman diboyong pengunjung.
Mengapa harga lengkeng jenis ini begitu tinggi? Rupanya lengkeng merah ini merupakan varian baru di Indonesia. Jumlahnya masih terbatas. Si penjual mengklaim sampai saat ini hanya mereka yang menjual bibit lengkeng merah.
Lengkeng merah ini didatangkan dari Amerika Serikat. Kemudian diperbanyak dengan cara menyambungnya dengan batang bawah lengkeng biasa yang sudah tumbuh baik di Indonesia. Diperikrakan dalam 2 tahun bibit lengkeng tersebut sudah mulai berbuah.
Tidak seperti lengkeng biasa, lengkeng merah lebih tahan ditanam di dataran rendah dan daerah panas. Produktivitasnya pun lebih tinggi dan rasanya manis. Ya, memang semanis harganya!
Tonton liputan videonya yang di upload Pemprov Jakarta di youtube: