Jarwo super bisa dongkrak panen padi hingga 14 ton per hektar
Baru-baru ini Badan Litbang Kementerian Pertanian mempublikasikan hasil penelitian budidaya padi dengan sistem jajar legowo super (jarwo super). Hasilnya mencengangkan, metode jarwo super bisa mendongkrak hasil panen padi hingga 14,4 ton per hektar.
Penelitian dilakukan di Indramayu, dengan menggunakan beberapa varietas padi yang memperlihatkan tiga hasil berbeda-beda. Varietas inpari HBD menunjukkan hasil panen tertinggi 14,4 ton per hektar. Sedangkan varietas inpari 30 Ciherang Sub-1 dan Inpari 33 masing-masing 13,9 dan 12,47 ton per hektar.
Meskipun budidaya tersebut masih dilakukan di lahan penelitian, namun diperkirakan produktivitas rata-rata dengan metode jarwo super ini bisa menghasilkan 10 ton per hektar. Hasil ini jauh lebih baik dibanding dengan metode jarwo biasa yang produktivitas rata-ratanya sekitar 6 ton per hektar.
Jajar legowo legowo atau sering disebut jarwo merupakan metode menanam padi dengan merekayasa jarak tanam. Dalam budidaya padi biasanya tanaman yang ada di pinggir sawah menghasilkan panen lebih banyak dibanding yang ada ditengah. Dengan sistem jarwo jarak penanaman padi direkayasa seolah-oleh semua tanaman ada di pinggir sawah. Lalu apa bedanya dengan jarwo super?
Mengenal sistem jarwo super
Secara prinsip metode jarwo super sama dengan jarwo biasa. Perbedaannya dalam jarwo super beberapa variabelnya dibuat lebih optimal. Setidaknya terdapat empat hal yang harus diterapkan secara ketat dalam sistem jarwo super. Berikut ini uraiannya:
Penggunaan benih unggul. Benih yang digunakan untuk sistem jarwo super harus benih unggul. Benih unggul yang telah di uji coba antara lain inpari HBD, 30 Ciherang Sub-1 dan Inpari 33.
Penerapan biodekomposer. Sebelum tanah diolah terlebih dahulu berikan biodekomposer untuk mengomposkan jeramai sisa panen terdahulu. Biodekomposer mempercepat proses pengomposan jerami dari sekitar dua bulan menjadi hanya 1-2 minggu.
Penggunaan pupuk hayati. Pupuk hayati merupakan pupuk yang berisi mikroorganisme hidup yang berfungsi penambat nitrogen dan meningkatkan kesuburan tanah. Aktivitas mikroorganisme dalam pupuk hayati membantu meningkatkan penyerapan zat hara tanah oleh tumbuhan. Lihat tentang pupuk hayati.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman terpadu. Menerapkan pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida alami dan pestisida sintetis secara berimbang. Pestisida alami memiliki dampak racun yang lebih rendah dan aman bagi hewan dan manusia. Sehingga mikroba atau serangga yang berguna bagi padi tidak ikut mati terbasmi.
Mekanisasi pertanian. Menggunakan mesin-mesin pertanian untuk proses pemanenan seperti combine harvester. Mesin pertanian dapat menekan bulir padi yang hilang pada proses pemanenan. Sehingga budidaya menjadi lebih efisien dan produktivitas pun meningkat.