Mengenal kultivar pisang kepok tahan layu bakteri

Pisang Kepok
Wikipedia

Masalah yang dihadapi dalam budidaya pisang kepok saat ini adalah penyakit layu bakteri atau dikenal juga sebagai penyakit darah. Ciri-cirinya terlihat dari adanya cairan coklat kemerahan pada bagian tandan dan buah pisang.

Penyakit layu bakteri sangat cepat menyebar dan menimbulkan kegagalan produksi. Bakteri yang menimbulkan penyakit ini disebarkan oleh serangga yang hinggap di jantung pisang.  Penyakit ini sukar diobati selain melakukan pembasmian pada tanaman yang terserang.

Kebiasaan petani untuk memotong jantung, tandan atau memapas daun dengan menggunakan pisau yang sama dapat mempercepat penularan penyakit. Penyakit ini dalam waktu yang relatif singkat bisa menghabiskan tanaman pisang dalam areal yang luas.

Namu jangan khawatir, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Kementerian Pertanian RI telah merilis kultivar pisang kepok yang tahan layu bakteri. Kultivar ini dikenal dengan nama pisang kepok tanjung.

Pisang kepok tanjung tidak memiliki jantung seperti jenis pisang kepok lainnya. Sehingga tidak mempunyai resiko penyebaran peyakit layu bakteri yang tularkan lewat jantung.

Nama tanjung sendiri merupakan kependekan dari “tanpa jantung”. Kultivar ini dikembangkan dari tanaman pisang kepok  dari Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, lewat serangkaian seleksi yang ketat.

Perbedaan lain antara pisang kepok biasa dengan pisang kepok jantung terletak pada bentuk daunnya. Saat tanaman masih muda, bentuk daunnya lebih sempit, tulang daunnya berwarna hijau muda dengan garis merah muda.

  • Kelebihan-kelebihan pisang kepok jantung antara lain:
  • Pada saat berbuah tanaman tidak berjantung sehingga menekan resiko penularan penyakit layu bakteri.
  • Ukuran buah relatif lebih besar.
  • Tekstur buah lebih kenyal, cocok bila digunakan sebagai pangan olahan.
  • Buah lebih manis
  • Jumlah sisir bisa mencapai 10-15 per tandan

Jadi, bagi Anda yang sudah jemu dengan serangan layu bakteri tidak ada salahnya mencoba budidaya pisang menggunakan kultivar ini. Informasi mengenai bibit bisa didapatkan dari Balitbangtan atau dinas pertanian setempat.

13 Komentar

  1. Anonim berkata:

    Apakah disetiap Balitbang dinas pertanian menyediakan bibit dalam jumlah besar

    • Redaksi berkata:

      Tidak semua Dinas menyediakan bibit, biasanya untuk menyediakan bibit dinas-dinas bermitra dengan pihak ketiga.

  2. Iwan berkata:

    Harusnya pemerintah memudahkan bagi siapapun utamanya petani kecil untuk bisa mendapatkan bibit2 unggul. Jangan seperti sekarang dinas pertanian seperti menjaga jarak dengan rakyat/petani

  3. Widoyo Rama Ale Mukti berkata:

    Apakah solusinya hanya bergantung kepada pemerintah? Saya punya usulan, himana kalau diadakan penyuluan tentang arti jantung pisang dalam pertahanan akan penyakit.

  4. Yofe yefta berkata:

    Tlong informasi daerah Riau lur,, dmna dapatkn bibitny

  5. Muhammad Anton Ciptady berkata:

    Wah mantap ini, sebuah inovasi dari Kementrian Pertanian untuk mengatasi serangan OPT pada tanaman pisang.

  6. Feedertsu berkata:

    Tulis pesan di sini…

  7. Visionuap berkata:

    Tulis pesan di sini…

  8. Clamcasersi berkata:

    Tulis pesan di sini…

  9. Irrigationmlt berkata:

    Tulis pesan di sini…

  10. Sunburstuaf berkata:

    Tulis pesan di sini…

  11. Sprinklertdl berkata:

    Tulis pesan di sini…

  12. Epiphoneztw berkata:

    Tulis pesan di sini…

TINGGALKAN KOMENTAR