Potensi sorgum tidak tergali dengan maksimal

Tanaman sorgum
Titis Priyowidodo / alamtani

Tahukah Anda tanaman sorgum? Sorgum adalah tanaman pangan yang memiliki nutrisi mirip gandum. Namun tanaman ini bisa tumbuh baik di lingkungan tropis seperti Indonesia. Potensi sorgum sangat besar sebagai alternatif sumber biji-bijian. Saat ini sorgum banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak, baik diambil bijinya maupun hijauannya.

Kandungan nutrisi sorgum tidak kalah dibanding makanan pokok lainnya seperti beras dan gandum. Dalam setiap 100 gram biji sorgum terkandung 329 kalori, terdiri dari 72% karbohidrat, 11% protein dan 4% lemak. Sorgum juga kaya dengan nutrisi penting seperti vitamin B, vitamin B6 dan berbagai kandungan minreal seperti zat besi dan mangan.

Sorgum merupakan tanaman dari keluarga rumput-rumputan. Sorgum sebenarnya nama genus, tanaman ini memiliki banyak spesies. Sorgum yang populer dibudidayakan adalah spesies Shorgum bicolor. Di daerah Nusa Tenggara tumbuh juga Sorghum timorense. Sorgum dapat tumbuh di daerah hangat berikilim tropis dan subtropis. Tanaman ini sangat mudah diadaptasi. Indonesia merupakan daerah tropis yang kurang cocok ditumbuhi gandum, tapi sangat cocok dengan tanaman sorgum.

Di negara-negara seperti Australia, Jepang dan India pengembangan sorgum sudah jauh lebih maju. Negara-negara tersebut telah memiliki varian sorgum hibrida dengan produktivitas yang jauh lebih baik. Di India, dalam satu hektar bisa dihasilkan 8 ton biji sorgum sementara di Indonesia tidak lebih dari 2 ton saja. Sementara itu di Jepang, produktivitas hijauan sorgum bisa mencapai 120 ton per hektar, sementara itu di Indonesia masih sekitar 20 ton per hektar.

Karena rendahnya produktivitas sorgum di Indonesia, petani enggan untuk menanam sumber pangan alternatif ini. Untuk biji-bijian, petani merasa lebih untung menanam jagung. Sedangkan untuk hijauan masih lebih baik rumput gajah. Padahal kalau potensi sorgum ini digali benar-benar, misalnya dengan adanya bibit hibrida, tanaman ini akan jauh lebih menguntungkan.

Saat ini harga sorgum di tingkat petani masih lebih rendah dari jagung, jatuhnya sekitar Rp. 5000 per kilogram kering. Sedangkan harga hijauannya hanya terpaut lebih sedikit dari rumput gajah yakni sekitar Rp. 400-500 per kilogram. Pada tingkat harga demikian dan produktivitas yang rendah, jelas sorgum belum layak jadi pilihan alternatif. Kecuali, kita bisa menghasilkan sorgum hibrida yang memiliki tingkat produktivitas tinggi seperti di negara-negara lain. Bila hal itu bisa diwujudkan menanam sorgum tentu akan menjadi insentif yang menarik bagi petani.

1 Komentar

  1. rokhmad susilo berkata:

    mau mengembangkan dikalimantan selatan jorong tanah laut dimana ya cari bibitnya untuk satu hekter percobaan dulu

TINGGALKAN KOMENTAR