Panduan teknis budidaya pisang
Budidaya pisang menjanjikan prospek yang cerah. Pisang (Musa sp.) merupakan tanaman tropis yang sangat populer. Buahnya digemari dan telah dikirimkan ke berbagai belahan dunia.
Indonesia memiliki keanekaragaman buah pisang yang tinggi. Setidaknya terdapat 10 varietas buah pisang unggulan yang membanjiri pasar-pasar lokal maupun ekspor.
Syarat tumbuh tanaman pisang
Pisang merupakan tanaman khas daerah tropis. Tumbuh dengan baik mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1300 meter dari permukaan laut. Curah hujan yang diinginkan tanaman ini sektar 1500 sampai 2500 mm per tahun dengan temperatur 15-35°C.
Tanaman pisang bisa tumbuh diatas hampir semua jenis tanah. Namun jenis tanah yang paling cocok adalah tanah yang bertekstur liat seperti aluvial, banyak mengandung kalsium dan bahan organik.
Persiapan bibit
Bibit memiliki peran penting dalam budidaya pisang. Untuk mendapatkan hasil maksimal selalu gunakan bibit yang bebas dari penyakit. Kalau bisa dapatkan bibit varietas unggul dari lembaga terpercaya. Terdapat 3 jenis bibit untuk budidaya pisang, yaitu berupa anakan, bonggol dan hasil kultur jaringan.
- Bibit anakan merupakan bibit yang diambil dari tanaman pisang yang telah memiliki tunas atau anak. Anak tersebut dipisahkan dari tanaman pisang yang telah dewasa dan sehat.
- Bibit bonggol didapatkan dari bonggol tanaman pisang yang telah dipanen. Kemudian tanaman tersebut dibongkar dan diambil bonggolnya (bagian pangkal bawah). Bonggol dibersihkan, karanya dipapas tanpa merusak tunas. Kemudian dibelah-belah lagi seukuran mata tunas, atau sekitar 10x10x10 cm. Kemudian potingan bonggol ditanam di media tanam. Bibit dari bonggol siap digunakan untuk budidaya pisang setelah tumbuh 3-4 bulan.
- Kultur jaringan merupakan teknologi untuk memperbanyak tanaman yang dilakukan di laboratorium. Bibit dari kultur jaringan ini biasanya terbebas dari segala penyakit dan bisa diadakan dalam jumlah yang banyak. Ukuran bibit juga seragam sehingga pengaturan waktu panen lebih mudah dilakukan.
Persiapan lahan budidaya pisang
Pastikan lahan yang akan dijadikan tempat budidaya pisang terbebas dari penyakit Fusarium dan Pseudomonas. Bila sebelumnya lahan tersebut pernah terjangkit penyakit tersebut, lakukan pengendalian hama dan penyakit dengan benar.
Bersihkan lahan dari gulma, cangkul atau bajak tanah dengan kedalaman 30-40 cm. Buat bedengan memanjang sesuai dengan kontur lahan. Jarak antar bedengan diatur sesuai dengan jarak tanam.
Jarak tanam budidaya pisang tergantung pada varietas pisang. Misalnya untuk pisang barangan sekitar 3×3 meter. Dengan populasi maksimal 1000 rumpun tanaman per hektar. Setiap jarak 50 meter buat parit untuk saluran drainase sedalam 1 meter.
Lalu biarkan lahan tersebut selama 2-5 minggu.
Penanaman bibit pisang
Setelah lahan selesai disiapkan buat lubang tanam ukuran 50x50x50 cm pada jarak tanam yang telah ditentukan. Kemudian berikan pupuk kandang sebanyak 15 kg per lubang tanam. Kebutuhan pupuk untuk 1 hekter kira-kira sekitar 15 ton.
Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan yang diperlukan dalam budidaya pisang antara lain pemupukan, pengendalian gulma, penjarangan anakan, pembrongsongan tandan pisang dan pengendalian hama.
Pemupukan
Pemupukan dalam budidaya pisang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Lakukan pemupukan dengan cara memasukkannya pada lubang tugal dengan jarak sekitar 50 cm dari tanaman. Berikut tahapan pemupukan yang dianjurkan:
- Pemupukan pertama dilakukan 1-2 bulan setelah penanaman. Pupuk diberikan per rumpun tanaman pisang dosis pupuknya Urea: 100 gram, SP36: 100 gram, KCl: 100 gram.
- Pemupukan ke-2 dilakukan pada bulan ke 3-4. Dosisnya Urea: 100 gram, SP36: 100 gram, KCl: 100 gram.
- Pemupukan ke-3 dilakukan pada bulan ke 6-7. Dosisnya Urea:150 gram, KCl: 200 gram.
- Pemupukan ke-4 dilakukan pad abulan ke 9-10. Dosisnya Urea: 150 gram, KCl: 200 gram.
Penyiangan gulma
Di awal pertumbuhan, sekitar 3 bulan pertama, lakukan penyiangan gulma lebih sering. Karena gulma akan berebut nutrisi dengan tanaman yang relatif masih lemah.
Setelah tanaman berumur diatas 5 bulan, penyiangan gulma akan lebih jarang karena kanopi tanaman akan menutup area sekitar tanaman sehingga pertumbuhan gulma terhambat.
Penyiangan gulma bisa dilakukan secara manual, namun apabila lahan budidayanya luas bisa menggunakan herbisida.
Penjarangan anakan
Terdapat dua fungsi penjarangan anakan, yaitu untuk penyediaan bibit dan untuk merawat tanaman induk agar berbuah maksimal. Upayakan dalam satu rumpun tanaman pisang maksimal hanya ada 3 tanaman. Khusus untuk tanaman pisang cavendish sebaiknya dalam satu rumpun hanya ada 2 pohon, yang terdiri dari satu pohon induk dan satu anakan.
Tidak semua tunas yang tumbuh bisa dijadikan anakan untuk pembibitan. Jumlah anakan yang bisa diambil dalam satu tergantung dari populasi rumpun. Misalnya, bila dalam satu rumpun ada 3 pohon yang terdiri dari satu pohon induk dan dua anakan dewasa maka tunas yang bisa diambil untuk dijadikan bibit hanya satu. Bila dalam satu rumpun ada 2 pohon yang terdiri dari satu induk dan satu anakan dewasa maka bisa diambil maksimal 2 tunas untuk pembibitan.
Kriteria anakan yang bisa dipilih untuk pembibitan adalah:
- Tunas berasal dari pohon induk bukan dari anakan dewasa. Tunas yang diambil dari anakan dewasa pertumbuhannya kurang baik, mudah terserang penyakit dan bahkan bisa mati bujang.
- Tinggi tunas 20-40 cm.
- Bentuk bonggol besar ke bawah.
- Terlihat sehat, kuncup daun baik.
Pembrongsongan tandan
Pembrongsongan atau pembungkusan tandan dilakukan sebelum pisnag pertama membuka, jantung sudah mulai merunduk namun beum mekar. Gunakan pembungkus dari plastik khusus heigrow berwarna biru atau kantong plastik yang mengandung insektisida.
Tujuan pembungkusan untuk mencegah buah pisang terserang hama dan penyakit.
Pohon yang berbuah banyak atau tandannya panjang hendanya ditopang dengan bambu atau penopang lainnya. Tujuannya agar tanaman tidak roboh sebelum dipanen.
Pengendalian hama
Hama dan penyakit tanaman pisang yang paling ditakuti anatara lain layu fusarium, layu darah dan serangan pohon kerdil. Lihat cara pengendalian hama dan penyakit tanaman pisang.
Pemanenan buah pisang
Umur panen buah pisang sebenarnya tergantung pada tujuan pasar atau distribusi. Untuk tujuan ekspor buah harus dipanen lebih cepat. Namun secara umum buah pisang dipanen pada tingkat kematangan 3/4 untuk pasar ekspor, dan untuk pasar lokal bisa dipanen pada tingkat kematangan penuh.
Atau, kalau dilihat dari umur buah pisang bisa dipanen sekitar 3-4 bulan dihitung sejak bunga mekar. Ciri-ciri buah yang sudah siap dipanen bentuknya membulat, tidak ada lipatan sudut yang tajam. Bunga yang terdapat pada ujung buah sudah mengering dan mudah dipatahkan. Warna kulit berubah dari hijau tua menjadi hijau muda dan daun bendera pada tanaman sudah mengering.
Bila dicek secara laboratorium, buah pisang siap panen memilki kandungan pati 19,5-20% dan kandungan gula 0,5-1%.
Hal yang perlu diingat, jangan sampai buah pisnag jatuh saat dipanen. Tebang pohon pisang kira-kira dua pertiga dari atas tanah. Tiriskan getah yang menetes dari tandan.
Referensi
- Buku saku pisang (Musa sp.). Direktorat Buah dan Florikultura, Kementerian Pertanian RI.
benar-benar sebuah budidaya yang menghasilkan manfaat besar. saya sangat tertarik hanya saja tidak memiliki lahan . apakah bisa dengan cara budidayanya dalam media pot.
in shaa Allah bisa
Terima kasih artikel yg sangat bermanfaat
Berapa biaya yang diperlukan untuk lahan +/- 500 m2, mohon informasi nya. Tks